Membiasakan Diri Dengan Perpisahan


    Siang itu akan menjadi hari tersulit yang pernah ku alami. Berpisah untuk 1 tahun lamanya dengan ayah dan ibu ku, sahabat karib dan cinta sejatiku. Sejujurnya perpisahan dengan mereka adalah hal yang paling ku takuti. Tapi pilihan ku  ini seolah menjadi simulasi perpisahan dengan mereka. Pilihanku memaksa ku membiasakan diri dengan perpisahan. Pilihanku memaksa ku untuk menyadari bahwa memang perpisahan sudah menjadi satu kesatuan dalam kehidupan.

30 menit sisah waktuku menikmati pelukan erat dan kecupan hangat ayah dan ibuku. Berat sekali ! Aku akan bisa menikmati itu 1 tahun lagi. Terpintas di benakku doa untuk keduanya "Tuhan beri aku waktu sampai aku kembali bertemu dengannya dan merasakan pelukan dan kecupan hangat itu lagi".

15 menit terakhir ibu melepas ku dengan raut wajah yang aku pun tak tahu raut apakah itu, tapi aku ingat jelas matanya berkaca-kaca, mencoba tersenyum tapi sedih lebih mendominasi. Tidak ada lambaian tangan tapi genggaman erat dan kecupan tangan yang ku lakukan berulang-ulang  sebagai salam perpisahan.

1 jam berlalu aku sudah di stasiun Surabaya bertemu dengan 2 temanku menuju Jakarta. Rasa sedihku berkurang karena aku bertemu orang-orang baru dengan tujuan dan mungkin kisah yang sama yaitu pergi meninggalkan orang terkasih di rumah. Aku merasa tidak sendiri. Alasan untuk membiasakan diri dengan perpisahan sudah ku temukan.

Lebih dari 12 jam akhirnya aku sampai di tujuan utama dimana aku akan menghabiskan waktuku untuk memperdalam kemampuan sampai beberapa bulan kedepan sebagai bekal berlayar 1 tahun kedepan. Bertemu dengan orang-orang se-pelayaran mengarungi banyak terpaan ombak ketidak pastian. 

Sulit muncul menjadi bayangan yang selalu datang tapi saat itu juga aku mendengar bisikan untuk wajib bertahan. Kata orang-orang berhenti saja sebentar kalau memang kelelahan, jangan memaksakan keadaan. Semua pelayaran akan berlabuh pada pemberhentian yang sudah ditentukan, jika belum menemukan pelabuhan jangan hentikan pelayaranmu.

Pertemuan dengan pelayaran-pelayar lain membuatku semakin sadar perpisahan adalah bagian dari kehidupanku yang paling melekat. Perjuangan dan mimpi dimasa depan menjadikan dasar kekuatan aku bertahan untuk terus melanjutkan pelayaran.

15.Agustus.2021

@KepulauanSeribu


Tonton juga video momen berpamitanku berpisah dengan keluarga , Klik dibawah sini ! 

Membiasakan Diri Dengan Perpisahan  Membiasakan Diri  Dengan Perpisahan Reviewed by wita mannoradja on August 26, 2021 Rating: 5

3 comments:

  1. Wah, inspiratif banget ceritanya mbak Wita😍 Bisa berpartisipasi di Indonesia Mengajar itu juga salah satu impianku huhu, tapi belum punya tekad sekuat mbak untuk daftar. Makanya ikut senang kalau dengar cerita dari teman-teman pengajar muda, hihi. Semoga sukses dan sehat selalu disana🥰

    Btw salam kenal ya mbak😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaaah kok tau perpisahan 1 tahun ku ini tentang Indonesia Mengajar ;) ! bakalan banyak cerita tentang perjalan jadi PM juga next kak. makasih yaaa salam kenal juga <3

      Delete
    2. tau dong mbaaak, kan aku baca tulisan-tulisan mbak wita yang sebelumnya juga😆 btw mbak, aku lupa ternyata kita udah pernah berinteraksi sebelumnya, wkwk. Barusan banget ngeh pas lagi baca-baca komentar di postingan yg lama. Kayaknya efek dah lama nggak blogging dan BW, nih😅

      Delete

Powered by Blogger.

Total Pageviews

Search This Blog

Komunitas Manulis

1minggu1cerita

About Me


Hi world ��

I'm the last daughter from three siblings | Bachelor Architecture | High social soul | founder of Kelas Belajar Brassican |
Blogging is one of the best ways to express me and release every thought that has accumulated in my head, here I share about my personal experiences, traveling and life story.
Hope you guys like it ❤
Welcome to my Blog #kuaselektrik