Kali pertama aku berani
bermimpi saat itu di studio autocad kelas XII , ada guru yang baru saja pulang
dari Singapura memberi selembar kertas dan meminta untuk menuliskan beberapa
impian yang kita punya. Satu dari beberapa mimpi yang ku tulis itu salah
satunya aku ingin kuliah S1 arsitektur dan yeah
of course ! dreams come true ! aku mahasiswa arsitektur saat ini (2013).
Sejak saat itu aku mulai merasa ternyata bermimpi itu muda dan menyenangkan,
semakin banyak mimpi yang ku tulis di lembaran kertas dan beberapa gambar yang
ku tempel di dinding kamar bukan hanya sekedar mimpi tapi semua itu ku yakini.
Semakin dewasa ternyata
mimpi ku semakin banyak sampai-sampai aku merasa kebingungan mimpi mana yang
ingin ku perjuangkan terlebih dahulu. Suatu ketika aku pernah membaca sebuah artikel
yang isinya.
“intinya jangan memperbudak Tuhan mu dengan meminta ini itu tapi kamu lupa akan bersyukur dengan apa yang sudah di beri tanpa kamu meminta”.
Mulai lah aku mencoba banyak mensyukuri nikmat
yang ku dapat selama ini dan hampir jarang meminta segala rupa saat berdoa,
yang ku utamakan adalah berdoa untuk ayah ibu dan mensyukuri nikmatnya. Tapi
aku jadi punya kebiasaan baru setiap melihat sesuatu yang ada di depan mata dan
aku merasa ingin memiliki secara otomatis berdoa dalam hati, baru–baru ini aku
merasa ingin sekali berlibur menggunakan transportasi yang belum pernah ku coba,
kenapa mimpinya ingin berlibur ? karena sudah terlalu lelah dengan pekerjaan
dan perkuliahan. Setiap kali akan tidur aku selalu membayangkan liburan ke
Sumba Timur ke kamuong halaman ayah dengan pesawat tapi terbesit pemikiran
karena kata teman yang sering pulang kampung ke Sumba pesiar menggunkan kapal
laut jauh lebih asik dan hemat, namanya juga mimpi jadi masih berangan-anga dan
mikirnya ngalor-ngidul hehe.
Ternyata dalam waktu
dekat aku mendapat tawaran datang ke kota Banda Aceh kota yang sangat terkenal
dengan sebutan serambi mekkah tujuan datang kesana adalah untuk bekerja, dan
perjalanan itu gratis. aku yang pertama kali naik pesawat pasti sifat
kekatrokanku muncul. Perjalanan pertama dari bandara Abdul Rahman Saleh Malang
dengan pesawat Lion Air menuju Jakarta.
Sungguh, saat pesawat
lepas landas air mata netes tanpa sadar karena aku benar-benar bersyukur Tuhan
mengabulkan doaku secepat ini. Mungkin ini terdengar lebay tapi bersyukur
adalah hal kecil yang harus aku lakukan demi kepuasan hati, pemandangan dari
atas pesawat sangat indah dan membuat ku terkagum-kagum serasa aku penguasa
yang bisa melihat seluruh bentang alam yang sangat indah itu, selama ini aku
hanya melihat kondisi bentang alam semacam itu di google maps peta stelit secara
online, tapi hari ini (19-5-18) aku melihat secara nyata keindahan alam saat disiang
hari yang cerah. Dan yang membuat ku sangat mengagumi keindahan itu adalah saat
pesawat sudah memasuki area awan putih lembut dan semakin indah dengan paduan
langit biru bersih dan sangat cerah, Masyallah ! Allahu Akbar ! sangat sangat
indah ! seindah indahnya lukisan adalah lukisan Sang pelukis Agung ini. Rasanya ingin terjun bebas di atas awan putih
dan lebut itu, erlihat embuk semacam kapuk uughh ! sungguh mataku tidak lepas
dari jendela pesawat sepanjang penerbangan itu, aku sang pengagum keindahan
yang Tuhan telah ciptakan. Aku tidak berhenti mengucap syukur dan tersenyum
manja membayangkan ku bisa berbaring di awan putih yang lembut itu. Ya aku sangat
katrok dan berlebihan tapi aku sungguh mengagumi kebesaran Tuhan atas alamnya
yang indah ini.
Sesampainya di Jakarta harus
transit selama kurang lebih 4 jam dan harus ganti maskapai penerbang dari Lion
air ke Garuda Indonesia aku harus pindah terminal dan ini juga kali pertama naik
sky train kereta cangkih tanpa pengemudi dan dengan pemandangan ibu kota yang masyallah indahnya.
Lagi – lagi aku tidak henti-hentinya bersyukur karena
perjalanan dari Jakarta menuju Banda Aceh adalah penerbangan malam dan view
kota Banda Aceh saat malam hari tidak kalah sangat indah, jika ada kata lebih
dari syukur akan ku ucapkan itu ! tetap saja mataku tidak lepas dari jendela
pesawat, rasanya itu semacam maket urban yang sangat tersekala dan sangat
detail dengan lampu kerlap – kerlipnya yang memanjakan mata. Tuhanku Engkau
Maha Besar dan Maha Segalanya, sesungguhyna menciptakan hal itu adalah mudah
bagiMu. Terimakasih atas nikmat yang telah Engkau beri Ya Rob.
Aceh 2018Sesungguhnya aku dan kamu tercipta dari zat yang Maha Kaya, jangan pernah ragu karena Tuhan mu yang Maha Mampu akan mengabukan apa yang kamu mau.Semua berawal dari mimpi yang ku yakini, semesta mengamini dan Tuhan Menghendaki.Selamat bermimpi
No comments: